Halaman

Kamis, 14 Februari 2013

TEORI MEMBACA EKSTENSIF




1.1     Pengertian Membaca dan Membaca Ekstensif

Hakikatnya membaca memiliki pengertian yang bermacam-macam. Tim Penyusun Kamus Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa Indonesia (dalam Wahyu Suryo, 2012) mengemukakan bahwa membaca adalah melihat serta memahami isi dari apa yang tertulis dengan melisankan atau hanya di hati. Pengertian tersebut tidak jauh berbeda dengan yang dikemukakan oleh Wiryodijoyo (dalam Muakibatul dkk, 2011) bahwa membaca adalah proses untuk mendapatkan arti dari kata-kata tertulis.
Selain itu, Tampubolon (dalam Mikhael Ari, 2012) menyatakan bahwa membaca adalah kegiatan fisik dan mental untuk menemukan makna dari tulisan, walaupun dalam kegiatan itu terjadi proses pengenalan huruf-huruf. Dikatakan kegiatan fisik karena bagian-bagian tubuh, khususnya mata yang melakukannya. Dikatakan kegiatan mental karena bagian-bagian pikiran, khususnya presepsi dan ingatan yang terlibat.

Pada prinsipnya, membaca bukan sekedar memahami isi dari bacaan, tetapi ada proses intelektual dan emosional. Oleh karena itu, membaca dapat dikatakan sebagai proses pengolahan bacaan secara kritis dan kreatif dengan tujuan memperoleh pemahaman secara menyeluruh dan mendalam tentang isi bacaan.
Lantas apa pengertian membaca ekstensif? Broughton dan Rivers (dalam Muakibatul dkk, 2011) mendefinisikan membaca ekstensif sebagai kegiatan yang terpusat pada aspek atau pokok persoalan tertentu dalam bacaan. Selain itu, masih dalam buku yang sama, Bamford (2000) menyatakan bahwa membaca ekstensif berarti membaca cepat “buku demi buku”. Pandangan ini sama dengan yang dikemukakan oleh Adityarini Kusumaningtyas (2011) bahwa membaca ekstensif adalah membaca untuk kesenangan dengan penekanan pada pemahaman umum.
Dari berbagai pengertian di atas, dapat disimpulkan bahwa membaca ekstensif berarti membaca secara luas. membaca ekstensif adalah kegiatan membaca yang biasanya dilaksanakan di luar kelas untuk memperoleh informasi sebanyak-banyaknya tentang persoalan tertentu dalam berbagai macam bacaan.


1.2     Karakteristik Membaca Ekstensif
Membaca Ekstensif memiliki beberapa karakteristik. Dalam Adityarini Kusumaningtyas (2011) disebutkan bahwa karakteristik membaca ekstensif meliputi :
a.        Membaca sebanyak-banyaknya wacana tulis,
b.      Topik dan bentuk wacana bervariasi,
c.       Pembaca memilih apa yang ingin dibaca,
d.      Tujuan pembaca berkaitan dengan kesenangan,
e.       Dalam membaca ekstensif akan terjadi penguatan diri sendiri,
f.       Pembaca membuat jurnal apa yang telah dibaca dan bagaimana komentar terhadap yang dibaca,
g.      Bersifat individual dan bersifat membaca senyap (dalam hati),
h.      Aspek kebahasaan tidak menjadi penghalang pemahaman,
i.        Kecepatan membaca sedang (tidak cepat dan tidak lambat),
j.        Menggunakan teks yang tidak terlalu sulit,
k.      Pembaca tidak diberi tes setelah membaca, tetapi hanya memberikan respon personal (komentar) terhadap apa yang dibaca,
l.        Membaca ekstensif membantu pembaca untuk mengenali beberapa fungsi teks dan cara pengorganisasian teks.
                     
Nampaknya pandangan tersebut tidak jauh berbeda dengan yang dikemukakan Day dan Bamford (dalam Muakibatul dkk, 2011) yang menyebutkan bahwa membaca ekstensif memiliki beberapa karakteristik sebagai berikut.
a.       Siswa membaca sebanyak-banyaknya bacaan. Ini bisa dilakukan di luar kelas.
b.      Materi bacaan bervariasi, misalnya tingkat keluasan topiknya, sehingga akan menuntut adanya alasan dan cara yang berbeda dalam membacanya.
c.       Siswa dapat memilih bacaan yang diinginkan dan mereka memiliki kebebasan untuk berhenti membaca sehingga akan memperoleh kesenangan dalam membaca.
d.      Tujuan membaca selalu dikaitkan dengan kesenangan, informasi, dan pemahaman umum. Tujuan membaca ditentukan oleh hakikat materi dan kesenangan siswa.
e.       Membaca adalah kepuasan untuk diri sendiri. Boleh diikuti atau tidak diikuti adanya latihan-latihan sebagai tindak lanjut setelah membaca.
f.       Materi bacaan sebaiknya tidak melebihi kompetensi linguistik siswa, terutama hal yang berkaitan dengan istilah-istilah kosakata dan tatabahasa. Kosakata yang jarang digunakan dalam bacaan akan mengakibatkan anak-anak berhenti membaca dan membuat kecepatan membacanya terganggu.
g.      Kegiatan membaca dilakukan secara individual dan diam, dilakukan sendiri, biasanya di luar kelas, dan siswa berhak menentukan kapan dan dimana harus membaca.
h.      Kecepatan membaca diperlukan dalam membaca ekstensif.
i.        Guru berorientasi pada siswa untuk menentukan tujuan program membacanya, menjelaskan metodologi, mengikuti setiap kegiatan membaca siswa, dan membantu siswa untuk mencapai program yang telah mereka tentukan sendiri.
j.        Guru berperan sebagai model untuk siswa dalam membaca dengan menghidupkan suasana kelas menjadi komunitas baca, demonstrasi kegiatan membaca sehingga dapat menjadikan model siswa sebagai pembaca, dan berikan reward bagi mereka yang membaca.
Dari beberapa pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa karakteristik membaca ekstensif meliputi :
a.       Membaca sebanyak-banyaknya bacaan,
b.      Materi bacaan bervariasi,
c.       Pembaca bebas memilih bacaan,
d.      Pembaca memperoleh kesenangan dan kepuasan diri,
e.       Bersifat individual dan membaca di dalam hati,
f.       Diperlukan kecepatan dalam membaca,
g.      Pembaca tidak akan diberi tes setelah membaca, tetapi hanya memberikan komentar terhadap apa yang telah dibaca.

1.3     Tujuan Membaca Ekstensif
      Menurut Harris dan Sipay (dalam Muakibatul dkk, 2011), tujuan membaca ekstensif adalah mengembangkan kebiasaan membaca. Sementara itu, masih dalam buku yang sama, Day dan Bamford (2000) mengatakan bahwa membaca ekstensif bertujuan tidak hanya membantu siswa belajar membaca, tetapi juga membantu mereka untuk dapat menikmati bacaan. Nampaknya pendapat tersebut senada dengan pendapat yang dikemukakan oleh Palmer (dalam Muakibatul dkk, 2011) bahwa membaca ekstensif bertujuan membiasakan siswa pada dunia nyata untuk memperoleh kesenangan dan informasi. Selain itu, Richards, Platt (dalam Muakibatul dkk, 2011) mengatakan bahwa membaca ekstensif bertujuan mengembangkan kebiasaan membaca yang baik, membangun pengetahuan dari kosakata dan struktur, dan mendorong minat baca atau kesukaan membaca.
Selain itu, Muakibatul dkk (2011), mengatakan bahwa tujuan membaca ekstensif meliputi :
1.      Memperoleh informasi sebanyak-banyaknya dari berbagai sumber bacaan,
2.      Meningkatkan kemahiran membaca, terutama kelancaran dan keefektifan membaca,
3.      Mengembangkan kebiasaan membaca,
4.      Membangun pengetahuan dari kosakata atau struktur,
5.      Memperoleh kesenangan (kenikmatan) dari bacaan, dan
6.      Meningkatkan minat baca.

Dari beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa membaca ekstensif dilakukan dalam rangka menumbuhkan kesenangan dan kemauan membaca beragam wacana tulis dalam bahasa target (bahasa yang sedang dipelajari). Dengan membaca ekstensif seseorang dapat meningkatkan kemampuan dan minat bacanya.


DAFTAR PUSTAKA

Ermawan, Mikhael Ari. 2012. Aspek Membaca : Pengertian Jenis Tahap Perkembangan, (Online). (http://ariermawan.blogspot.com/2012/03/1.html) diakses pada tanggal 17 Januari 2013 pukul 12. 40
Hasanah, Muakibatul, Nurchasanah, dan S. Ch. Hamidah. 2011. Membaca Ekstensif : Teori, Praktik, dan Pembelajarannya. Jakarta : Pustaka Kaiswaran
Kusumaningtyas, Adityarini. 2011. Membaca Ekstensif, (Online) (http://anggrek-kamboja.blogspot.com/2011/08/membaca-ekstensif.html#more) diakses pada tanggal 18 Januari 2013 pukul 17.20
Suryo, Wahyu. 2012. Pengertian, Jenis dan Tujuan Membaca, (Online). (http://s-surya62.blogspot.com/2012/05/pengertian-jenis-dan-tujuan-membaca.html) diakses pada tanggal 17 Januari 2013 pukul 12.35

Tidak ada komentar:

Posting Komentar