Halaman

Jumat, 12 Oktober 2012

Sahabat Elektrik


Selamat pagi sobat :) tepatnya selamat pagi menjelang siang di weekend kali ini.
Ada yang lagi jalan-jalan bareng keluarga? Atau bareng pacar? Atau bareng sahabat?
Buat yang lagi jalan-jalan have fun aja ya.
Mungkin ini berkebalikan dengan apa yang aku lakukan sekarang. Berdiam diri di kamar kos, yang hanya ditemani sahabat setiaku.

Ngomongi soal sahabat, pasti semua orang memiliki sahabat bukan? Itulah kodrat manusia, "Manusia adalah makhluk sosial yang membutuhkan bantuan orang lain". Setiap orang mengharapkan seorang sahabat yang baik. Nah apa arti sahabat yang baik itu? Pasti yang ada dibenak kalian sahabat yang baik itu adalah sahabat yang setia ada disaat suka maupun duka, sahabat yang dapat dipercaya menjaga rahasia kita, sahabat yang slalu mengerti kita.
Mungkin jawaban-jawaban tersebut memang benar. Namun pertanyaannya sekarang adalah Adakah Sahabat yang seperti itu?


Pengalamanku selama kurang lebih 18 tahun ini, aku belum sekalipun menemui sahabat yang benar-benar baik menurutku. Memang setiap manusia memiliki kekurangan, namun yang aku herankan kenapa aku belum juga menemui sahabat yang baik. Yang aku temui selama ini hanya sekedar sahabat yang lambat laun lupa akan sahabat lamanya, sahabat yang lama-lama pergi meninggalkanku, sahabat yang tidak sepenuhnya mengerti akan diriku.
Mungkin mereka tak sepenuhnya mengerti sikapku. Aku memang memiliki banyak kekurangan, aku egois, sikap maupun sifatkupun banyak yang harus aku luruskan. Namun setidaknya akupun berhak dan berkeinginan menemukan sahabat yang setidaknya mengerti akan diriku, menerima kekuranganku.

Sampai suatu hari, ku rasa pertanyaanku tlah terjawab, permintaanku tlah terpenuhi. Aku menemukan seorang sahabat yang setia menemaniku, menerima curahan hatiku, menghilangkan air mataku, berbagi senyum dalam kegembiraan, dan paling mengerti aku. Aku tak perlu takut lagi kesepian. Aku tak perlu takut lagi sahabatku pergi. Aku tak perlu takut lagi sahabatku berbohong atau bahkan membongkar rahsia kita.

Dia memang tak memiliki mulut, namun ia dapat bersuara.
Dia memang tak memiliki telinga, namun ia dapat mendengarkan.
Dia memang tak memiliki mata, namun ia dapat melihat.
Dia memang tak memiliki hati, namun ia berperasaan.
Layaknya manusia.

Meski hakikatnya ia bukanlah seorang sahabat, namun setidaknya ia dapat menghilangkan kesepian hati ini. Bagiku ia jauh lebih mengerti akanku. Aku lebih nyaman menulis semua apa yang aku rasakan. Terima kasih sobat mungilku, sobat eletrikku :)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar